Pengertian dan peranan OSIS
Pengertian
dan peranan OSIS
KEBERADAAN
OSIS DAN EKSTRAKULIKULER
I. PENGERTIAN DAN PERANAN
Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS), diperlukan kejelasan mengenai pengertian dan
peranan tentang Organisasi Siswa Intra Sekolah itu sendiri. Dengan pengertian
dan peranan yang jelas, akan membantu para pengurus OSIS, pembina, dan
perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS, sesuai dengan fungsinya.
Secara sistematis OSIS mempunyai
pengertian: Kelompok kerja sama antara pribadi, yang pesertanya adalah siswa
pada satuan pendidikan sesuai jenjangnya, yang terletak di dalam dan di antara
lingkungan sekolah, yang tugasnya berkesinambungan guna mencapai tujuan bersama.
Sedangkan secara organisasi pengertian OSIS itu sendiri merupakan salah satu
jalur pembinaan kesiswaan, dan merupakan salah satu sistem yang berfungsi
sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.
Guna menunjang peranan pengurus OSIS
maka perlu ditumbuhkan sifat-sifat kepemimpinan. Oleh karena itu perlu
disampaikan pula dalam sebuah pelatihan dasar atau upgrading bagi pengurus OSIS
tentang materi kepemimpinan, macam-macam dan tipe seorang pemimpin. Akhir dari kegiatan
ini, ditekankan sekali lagi dalam evaluasi bahwa sebagai suatu organisasi OSIS,
tetap perlu memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan agar OSIS dapat
senantiasa hidup dalam arti memiliki kemampuan beradaptasi agar tetap eksis.
Faktor-faktor tersebut antara lain: sumber daya, efisiensi, koordinasi kegiatan
dengan lingkungan luar, dan terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen
(pengurus OSIS, perwakilan kelas, pembina OSIS, pihak sekolah dan masyarakat
luas, termasuk para orangtua siswa).
Apa
sih OSIS itu?
OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah) merupakan satu-satunya organisasi kesiswaan yang berada di lingkungan
sekolah. Tujuan didirikannya OSIS adalah untuk melatih siswa dalam
berorganisasi dengan baik dan menjalankan kegiatan sekolah yang berhubungan
dengan siswa.
Sebagai satu-satunya wadah
organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan
kesiswaan yang selaras dengan visi misi sekolah maka organisasi ini bersifat
intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah
lain, dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Karena OSIS sendiri merupakan wadah
organisasi siswa di sekolah. Oleh karena itu setiap siswa secara otomatis
menjadi anggota OSIS. Keanggotaan itu secara otomatis berakhir dengan keluarnya
siswa dari sekolah yang bersangkutan.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh OSIS dapat dibagi atas 2 macam kegiatan,
yaitu kegiatan rutin dan kegiatan insidentil. Contoh kegiatan rutin adalah
melaksanakan peringatan Hari Besar Agama Islam, peringatan Hari Besar Nasional,
Latihan Kepemimpinan, Peringatan Hari Jadi Sekolah, Masa Orientasi Siswa baru,
latihan pidato, senam bersama, penerbitan mading dan lain-lain. Dalam
pengertian bahwa kegiatan tersebut sudah dijadwalkan terlebih dahulu dan
bersifat rutin diadakan, entah tiap tahun, tiap bulan atau tiap minggu.
Sedangkan kegiatan insidentil adalah berupa kegiatan yang sifatnya tidak
rutin hanya sesekali diadakan sesuai dengan aspirasi yang berkembang atau
disebabkan adanya instruksi dari pihak sekolah. Contoh kegiatan insidentil
adalah pelaksanaan seminar anti narkoba, pelatihan pengolahan limbah sampah
organik, mengikuti lomba yang diadakan di luar sekolah, mengirimkan utusan
dalam sebuah kegiatan seni atau agama dan lain-lain.
Susunan pengurus OSIS terdiri setidaknya atas Pengurus Inti dan
Seksi-seksi. Pengurus inti
terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Adapun seksi-seksi
dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di sekolah masing-masing. Penamaan
seksi atau bidangnya pun macam-macam. Ada seksi keagamaan (ada juga yang
menyebutnya seksi Kerohanian Islam, seksi Pembinaan Ketaqwaan terhadap Tuhan
YME dll), seksi kepemimpinan (beberapa OSIS menyebutnya seksi Bela Negara, atau
seksi Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, atau seksi Pembinaan Organisasi dan
Pendidikan Politik), seksi Humas (hubungan kemasyarakatan, seksi Olahraga
(ada yang menyebutnya seksi Kesehatan Jasmani), seksi Seni dan Bahasa (di
beberapa OSIS menyebutnya seksi Apresiasi dan Kreasi Seni serta Berbahasa),
seksi Keterampilan dan Kewiraswastaan, Seksi Pembinaan Kepribadian dan Budi
Pekerti Luhur dan mungkin masih ada sejumlah seksi lainnya.
Kepengurusan OSIS selalu diganti setiap tahun melalui sebuah mekanisme
sistem yang sudah diatur sedemikian rupa. Ada yang menyelenggarakan sebagaimana
layaknya Pemilu, dengan menyediakan bilik suara, kotak suara, lembar pemilih,
kampanya monologis dan dialogis, pemaparan visi misi dan program kerja, sampai
ke model pemilihan yang sederhana yakni dengan mengenalkan para calon Ketua
OSIS ke masing-masing kelas, diberi kesempatan berorasi 3-5 menit, kemudian
para siswa yang ada di kelas disuruh memilih dengan cara menulis di kertas yang
sudah disediakan panitia. Ada juga sistem rekrutmen pengurus OSIS yang berdasarkan
intervensi (campur tangan) pihak sekolah. Maksudnya ialah Kepala Sekolah,
Pembina OSIS atau Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sudah menentukan
siapa-siapa saja yang berhak dan boleh menjadi Ketua dan pengurus OSIS tanpa
harus melalui sistem pemilihan langsung. Yang pasti masing-masing memiliki sisi
positif dan negatifnya.
Siapa saja yang boleh jadi Pengurus OSIS?
Pada prinsipnya siapapun boleh dan bisa jadi Ketua dan pengurus OSIS. Hanya
saja mengingat tugas dan tanggung jawab pengurus OSIS itu berat dan cukup
menyita perhatian akhirnya diadakan semacam seleksi untuk menentukan siapa saja
yang boleh dan berhak jadi pengurus OSIS. Seleksi semacam ini memang penting
karena citra baik sebuah sekolah salahsatunya tergantung pada imej yang
dibangun oleh para pengurus OSIS nya melalui kegiatan-kegiatan yang mereka
rancang dan lakukan.
Di MAN Kotabaru misalnya yang boleh jadi pengurus OSIS adalah mereka-mereka yang berstatus anak kelas XI dengan catatan mereka sudah pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan yang diadakan oleh pengurus OSIS minimal sebanyak 3 kali. Diusahakan pula komposisi (jumlah dan susunan) pengurus OSIS harus seimbang dari segi keterwakilan kelas atau jurusan juga dari segi jenis kelamin. Artinya jangan sampai lebih banyak laki-laki dibanding perempuannya atau sebaliknya, serta jangan pula didominasi oleh kelas tertentu saja. Anak kelas XII sengaja tidak dilibatkan lagi dalam kepengurusan OSIS dengan pertimbangan mereka sebaiknya lebih berkonsentrasi pada persiapan menghadapi Ujian Nasional.
Di MAN Kotabaru misalnya yang boleh jadi pengurus OSIS adalah mereka-mereka yang berstatus anak kelas XI dengan catatan mereka sudah pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan yang diadakan oleh pengurus OSIS minimal sebanyak 3 kali. Diusahakan pula komposisi (jumlah dan susunan) pengurus OSIS harus seimbang dari segi keterwakilan kelas atau jurusan juga dari segi jenis kelamin. Artinya jangan sampai lebih banyak laki-laki dibanding perempuannya atau sebaliknya, serta jangan pula didominasi oleh kelas tertentu saja. Anak kelas XII sengaja tidak dilibatkan lagi dalam kepengurusan OSIS dengan pertimbangan mereka sebaiknya lebih berkonsentrasi pada persiapan menghadapi Ujian Nasional.
Masa kepengurusan OSIS idealnya dimulai dari sekitar bulan September sampai
ke bulan Agustus tahun berikutnya. Pertimbangannya adalah tahun ajaran baru
biasanya dimulai pada pertengahan Juli, sedang Agustus biasanya banyak
disibukkan dengan kegiatan peringatan hari kemerdekaan RI dan pengenalan
sekolah lebih lanjut (bagi siswa baru). Sehingga pada bulan September prosesi
pemilihan Ketua dan Pengurus OSIS lebih mungkin dilaksanakan karena siswa baru
pun selain sudah lebih mengenal satu sama lain, mereka juga akan lebih mengenal
siapa saja kakak kelas mereka yang bakal menjadi calon ketua atau pengurus
OSIS.
Menurut buku pedoman kegiatan kesiswaan yang diterbitkan oleh Direktorat
Pendidikan Madrasah Dirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI tahun 2007,
disebutkan bahwa syarat menjadi pengurus OSIS :
1. Bertaqwa kepada Tuhan YME.
2. Memiliki budi pekerti luhur dan sopan santun terhadap
guru dan teman.
3. Memiliki bakat dan kemampuan sebagai
pemimpin siswa.
4. Memiliki kemauan, kemampuan dan
pengetahuan yang memadai tentang seni dan tata cara berorganisasi.
5. Dapat mengatur waktu antara kegiatan OSIS
dan pelajaran dengan sebaik-baiknya.
6. Para calon pengurus dicalonkan oleh
majelis perwakilan kelas.
7. Para calon pengurus memberikan
pernyataan kemampuan, berpikiran jernih dan Memiliki wawasan mengenai kondisi
persekolahan.
8. Tidak duduk di kelas terakhir.
9. Khusus untuk ketua OSIS; harus memiliki pengalaman
berorganisasi dan sedang tidak duduk di kelas 1 dan 3 serta mampu menggerakkan
anggota OSIS dan berwibawa.
Dalam
upaya mengenal, memahami dan mengelola Organisasi Intra Sekolah (OSIS) perlu
penjelasan mengenai pengertian dan peranan tentang Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS).
Dengan pengertian dan peranan yang jelas akan membantu para pembina,
pengurus dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS ini sesuai dengan
fungsinya.
A. Pengertian, OSIS, meliputi:
1. Secara Sematis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Nomor 226/C/Kep/0/1993 disebutkan bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah
OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari, organisasi, siswa, intra, sekolah.
Masing-masing mempunyai pengertian:
- Organisasi Secara umum adalah kelompok kerjasama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi dalam hal ini dimaksudkan satuan atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.
- Siswa, adalah peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
- Intra, adalah berarti terletak didalam dan di antara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam dan di lingkungan sekolah yang bersangkutan.
- Sekolah, adalah satuan pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan bersinambungan
2.
Secara Organisasi
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh
karena itu setiap sekolah wajib membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS), yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain
dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.
3. Secara fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya di bidang
pembinaan kesiswaan arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS
adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaa, di sampig ketiga
jalur yang lain yaitu : Latihan Kepemimpinan, Ekstrakurikuler dan Wawasan
Wiyatamandala.
4. Secara
Sistem
Apabila OSIS dipandang suatu sistem, berarti OSIS sebagai tempat kehidupan
berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini OSIS
dipandang sebagai sistem, dimana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi
dalam upaya mencitapakan suatu organisasi yang mengadakan koordinasi dalam
upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena OSIS sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri
pokok:
- a. berorientasi pada tujuan.
- b. memiliki susunan kehidupan kelompok
- c. memiliki sejumlah peranan.
- d. terkoordinasi dan
- e. berkelanjutan dalam waktu tertentu.
B. Peranan
Salah satu ciri pokok suatu organisasi ialah memiliki berbagai macam fungsi
dan peranan. Demikianlah pada OSIS sebagai suatu organisasi memiliki pola
beberapa peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan. Sebagai suatu organisasi
perlu pula memperhatikan faktor-faktor yang sangat berperan, agar OSIS sebagai
organisasi tetap hidup dalam arti tetap memiliki kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan dan perkembagan. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar
OSIS tetap eksis yaitu:
1. Sumber daya
2. Efisiensi
3. Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan
4. Pembaharuan
5. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar
6. Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponen.
Berdasarkan prinsip-prinsip organisasi tersebut agar OSIS selalu dapat
mewujudkan peranannya sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan perlu di
pahami apa sebenarnya arti, peran dan manfaat apa saja yang diperoleh melalui
OSIS tersebut.
Peranan adalah manfaat atau kegunaan yang dapat disumbangkan OSIS dalam
rangka pembinaan kesiswaan. Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peranan
OSIS adalah:
1. Sebagai Wadah Organisasi
Siswa Intra Sekolah merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di
Sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya tujuan
pembinaan kesiswaan. Oleh sebab itu OSIS dalam mewujudkan fungsinya sebagai
wadah. Wahana harus selalu bersama-sama dengan jalur lain, yaitu latihan
kepemimpinan, ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala. Tanpta seling
berkerjasama dari berbagai jalur, peranan OSIS sebagai wadah tindakan berfungsi
lagi.
2.Sebagai
Penggerak / Motivator
Motivator
adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa
untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan.
OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa manajemen OSIS mampu memainkan fungsi intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator.
OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila para pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap acanaman, memanfaatkan peluang dan perubahan, dan yang paling penting memberikan kepuasan kepada anggota. Dengan bahasa manajemen OSIS mampu memainkan fungsi intelektual, yaitu mampu meningkatkan keberadaan OSIS baik secara internal maupun eksternal. Apabila OSIS dapat berfungsi demikian sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator.
3. Peranan yang bersifat preventif
Apabila peran yang bersifat intelek dalam arti secara internal OSIS dapat
menggerakan sumber daya yang ada secara eksternal OSIS mampu mengadaptasi
dengan lingkungan, seperti : menyelesaikan persoalan perilaku menyimpang siswa
dan sebagainya. Dengan demikian secara preventif OSIS berhasil ikut mengamankan
sekolah dari segala ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan
Preventif OSIS akan terwujud apabila peranan OSIS sebagai pendorong lebih
dahulu harus dapat diwujudkan.
Melalui peranan OSIS tersebut dapat ditarik beberapa manfaat sebagai
berikut:
1. Meningkatkan nilai-nilai ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan cinta tanah air.
3. Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti luhur.
4. Meningkatkan kemampuan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan.
5. Meningkatkan ketrampilan, kemandirian dan percaya diri.
6. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.
7. Menghargai dan menjiwai nilai-nilai seni, meningkatkan dan mengembangkan
kreasi seni.
Untung Rugi Menjadi Pengurus OSIS
Sebelum kita berbicara tentang apa yang akan dilakukan oleh para pengurus
OSIS alangkah baiknya jika kita bicara terlebih dahulu sisi positif dan negatif
menjadi pengurus OSIS, atau dalam bahasa akademisnya (bahasa anak kuliahan)
yakni konsekuensi logis menjadi pengurus OSIS. Karena bagi yang mungkin baru
pertamakali diserahi jabatan menjadi pengurus terlebih Ketua, satu pertanyaan
besar yang sontak muncul adalah : “apa yang harus saya lakukan ya?” selain
memang tentu saja ada kebanggaan tersendiri menyandang titel Ketua OSIS atau
pengurus OSIS.
Hal positif yang insya Allah akan ditemukan oleh para pengurus OSIS adalah kepuasan diri dan kesenangan batin yang susah diukur dengan materi. Karena dengan menjadi pengurus OSIS berarti kita diberikan kepercayaan yang lebih dari pihak sekolah dan teman-teman sekolah untuk berbuat banyak hal positif demi mengharumkan nama baik sekolah. Jika keinginan pihak sekolah dan teman-teman tersebut dapat diwujudkan maka tentu saja ada nilai kebanggaan dan kepuasan tersendiri di sana. Nama kita akan dikenang oleh teman-teman dan juga guru sebagai siswa yang aktif berorganisasi dan mampu berprestasi maksimal. Walhasil ketika kita suatu saat kelak bertemu lagi dengan guru-guru atau teman-teman semasa sekolah dulu, suatu gambaran atau imej positif tentang prestasi kita akan langsung tertanam di memori mereka.
Di MAN Kotabaru contohnya, para pengurus OSIS diberi semacam fasilitas berupa diprioritaskan memperoleh beasiswa terutama bagi mereka yang memang memenuhi syarat. Selain itu para pengurus OSIS biasanya diberi fasilitas ruangan sekretariat tersendiri, dilantik dalam sebuah upacara resmi yang disaksikan seluruh kelas dan dewan guru, diberi id card atau atribut tertentu, kemudahan menggunakan komputer dan printer serta fasilitas dan peralatan sekolah lainnya dan sejumlah hal-hal positif lainnya seperti tingkat popularitas di mata dean guru dan teman-teman sekolah terutama adik kelas.
Namun ternyata sisi negatifnya juga ada. Seperti ketidakmampuan membagi waktu antara organisasi dan pelajaran sehingga membuat nilai-nilai para pengurus OSIS merosot tajam. Para pengurus OSIS kadang selalu diidentikkan dengan kata “sesuruhan guru” alias suka disuruh-suruh guru bekerja ini itu, ambil ini itu, kerjakan ini dan seterusnya setiapkali ada acara atau kegiatan di sekolah. Kemudian adanya keluhan dari para orangtua yang merasa anaknya jarang ada di rumah atau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan sedang rapat OSIS atau beralasan sedang sibuk dengan kegiatan OSIS. Belum lagi masalah masih adanya sejumlah guru yang kurang senang dengan para pengurus OSIS yang minta izin keluar kelas (alias tidak mengikuti pelajaran) dengan alasan harus mengikuti rapat atau sedang ada kegiatan OSIS lainnya.
Sisi negatif lainnya adalah masih adanya pengurus OSIS yang suka memanfaatkan jabatan atau kedudukannya selaku pengurus OSIS untuk menghindari kewajiban mengikuti pelajaran dalam kelas terutama mata pelajaran tertentu yang dianggapnya membosankan dengan cara beralasan sedang rapat atau sedang ada kegiatan OSIS, padahal hanya sekedar kumpul-kumpul bercanda dan ngerumpi ria di ruang sekretariat OSIS. Kemudian ada juga beberapa pengurus OSIS yang menjadikan media kegiatan OSIS sebagai sarana mencari ‘jodoh’ sehingga dia akan aktif jika si doi ada di OSIS namun jika si doi tersebut tidak hadir dia menjadi kurang bergairah bahkan tidak melaksanakan apa yang seharusnya menjadi kewajibannya sebagai pengurus OSIS.
Hal positif yang insya Allah akan ditemukan oleh para pengurus OSIS adalah kepuasan diri dan kesenangan batin yang susah diukur dengan materi. Karena dengan menjadi pengurus OSIS berarti kita diberikan kepercayaan yang lebih dari pihak sekolah dan teman-teman sekolah untuk berbuat banyak hal positif demi mengharumkan nama baik sekolah. Jika keinginan pihak sekolah dan teman-teman tersebut dapat diwujudkan maka tentu saja ada nilai kebanggaan dan kepuasan tersendiri di sana. Nama kita akan dikenang oleh teman-teman dan juga guru sebagai siswa yang aktif berorganisasi dan mampu berprestasi maksimal. Walhasil ketika kita suatu saat kelak bertemu lagi dengan guru-guru atau teman-teman semasa sekolah dulu, suatu gambaran atau imej positif tentang prestasi kita akan langsung tertanam di memori mereka.
Di MAN Kotabaru contohnya, para pengurus OSIS diberi semacam fasilitas berupa diprioritaskan memperoleh beasiswa terutama bagi mereka yang memang memenuhi syarat. Selain itu para pengurus OSIS biasanya diberi fasilitas ruangan sekretariat tersendiri, dilantik dalam sebuah upacara resmi yang disaksikan seluruh kelas dan dewan guru, diberi id card atau atribut tertentu, kemudahan menggunakan komputer dan printer serta fasilitas dan peralatan sekolah lainnya dan sejumlah hal-hal positif lainnya seperti tingkat popularitas di mata dean guru dan teman-teman sekolah terutama adik kelas.
Namun ternyata sisi negatifnya juga ada. Seperti ketidakmampuan membagi waktu antara organisasi dan pelajaran sehingga membuat nilai-nilai para pengurus OSIS merosot tajam. Para pengurus OSIS kadang selalu diidentikkan dengan kata “sesuruhan guru” alias suka disuruh-suruh guru bekerja ini itu, ambil ini itu, kerjakan ini dan seterusnya setiapkali ada acara atau kegiatan di sekolah. Kemudian adanya keluhan dari para orangtua yang merasa anaknya jarang ada di rumah atau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan sedang rapat OSIS atau beralasan sedang sibuk dengan kegiatan OSIS. Belum lagi masalah masih adanya sejumlah guru yang kurang senang dengan para pengurus OSIS yang minta izin keluar kelas (alias tidak mengikuti pelajaran) dengan alasan harus mengikuti rapat atau sedang ada kegiatan OSIS lainnya.
Sisi negatif lainnya adalah masih adanya pengurus OSIS yang suka memanfaatkan jabatan atau kedudukannya selaku pengurus OSIS untuk menghindari kewajiban mengikuti pelajaran dalam kelas terutama mata pelajaran tertentu yang dianggapnya membosankan dengan cara beralasan sedang rapat atau sedang ada kegiatan OSIS, padahal hanya sekedar kumpul-kumpul bercanda dan ngerumpi ria di ruang sekretariat OSIS. Kemudian ada juga beberapa pengurus OSIS yang menjadikan media kegiatan OSIS sebagai sarana mencari ‘jodoh’ sehingga dia akan aktif jika si doi ada di OSIS namun jika si doi tersebut tidak hadir dia menjadi kurang bergairah bahkan tidak melaksanakan apa yang seharusnya menjadi kewajibannya sebagai pengurus OSIS.
Apa yang harus dipersiapkan oleh Para
Pengurus OSIS?
Jika kalian merasa sudah siap dan mantap menapaki dunia baru bernama OSIS
serta sudah menyadari segala konsekuensi menjadi pengurus OSIS, maka langkah
berikut yang harus kalian lakukan adalah mempelajari, mempersiapkan dan
merealisasikan hal-hal yang dapat menunjang karir kalian sebagai pengurus OSIS
jempolan.
Yang pertama adalah memantapkan dan meluruskan niat bahwa menjadi pengurus OSIS adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan tidak hanya di depan manusia melainkan sampai ke hadapan Tuhan. Kedua, menyiapkan sebuah pertemuan awal yang membahas kapan jadwal kegiatan pelatihan dasar kepemimpinan sekaligus rapat kerja pengurus. Ketiga, menyiapkan kelengkapan administrasi organisasi, seperti kop surat, stempel, amplop surat, SK dari pihak sekolah, struktur organisasi, biodata para pengurus, papan nama organisasi dan motto organisasi. Keempat, merancang tata tertib yang menyangkut hak dan kewajiban pengurus. Kelima, merancang program kerja dan time schedule untuk masing-masing seksi. Kelima, mengusahakan penggalangan dana kegiatan kepengurusan atau kepanitiaan. Keenam, menjadwalkan rapat koordinasi bulanan atau per dua minggu yang dihadiri lengkap oleh seluruh pengurus.
Pelatihan Dasar Berorganisasi atau Latihan Dasar Kepemimpinan atau apapun namanya merupakan sebuah kegiatan positif yang menurut hemat saya pribadi wajib dilaksanakan segera setelah para pengurus OSIS di sebuah sekolah dilantik. Pembekalan semacam ini merupakan media untuk mendidik dan menyiapkan calon-calon pemimpin muda yang enerjik dan punya stamina berkegiatan yang tinggi. Selain itu melalui pelatihan yang diwajibkan untuk diikuti oleh semua pengurus OSIS sekaligus untuk memberikan bekal pengetahuan berorganisasi yang baik dan menanamkan kepercayaan diri bahwa mereka bisa dan sanggup memikul amanah organisasi.
Rapat kerja pengurus merupakan agenda rutin yang wajib diselenggarakan minimal 1 bulan sekali. Karena terkadang di tengah kesibukan tugas-tugas sekolah atau tugas-tugas di rumah kadang banyak pengurus OSIS melupakan dan melalaikan kewajibannya selaku pengurus sehingga kadang yang aktif hanya beberapa gelintir orang saja. Melalui mekanisme rapat kerja pengurus yang bersifat rutin dapat dinilai seberapa loyal dan berdedikasinya seorang pengurus terhadap program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Yang pertama adalah memantapkan dan meluruskan niat bahwa menjadi pengurus OSIS adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan tidak hanya di depan manusia melainkan sampai ke hadapan Tuhan. Kedua, menyiapkan sebuah pertemuan awal yang membahas kapan jadwal kegiatan pelatihan dasar kepemimpinan sekaligus rapat kerja pengurus. Ketiga, menyiapkan kelengkapan administrasi organisasi, seperti kop surat, stempel, amplop surat, SK dari pihak sekolah, struktur organisasi, biodata para pengurus, papan nama organisasi dan motto organisasi. Keempat, merancang tata tertib yang menyangkut hak dan kewajiban pengurus. Kelima, merancang program kerja dan time schedule untuk masing-masing seksi. Kelima, mengusahakan penggalangan dana kegiatan kepengurusan atau kepanitiaan. Keenam, menjadwalkan rapat koordinasi bulanan atau per dua minggu yang dihadiri lengkap oleh seluruh pengurus.
Pelatihan Dasar Berorganisasi atau Latihan Dasar Kepemimpinan atau apapun namanya merupakan sebuah kegiatan positif yang menurut hemat saya pribadi wajib dilaksanakan segera setelah para pengurus OSIS di sebuah sekolah dilantik. Pembekalan semacam ini merupakan media untuk mendidik dan menyiapkan calon-calon pemimpin muda yang enerjik dan punya stamina berkegiatan yang tinggi. Selain itu melalui pelatihan yang diwajibkan untuk diikuti oleh semua pengurus OSIS sekaligus untuk memberikan bekal pengetahuan berorganisasi yang baik dan menanamkan kepercayaan diri bahwa mereka bisa dan sanggup memikul amanah organisasi.
Rapat kerja pengurus merupakan agenda rutin yang wajib diselenggarakan minimal 1 bulan sekali. Karena terkadang di tengah kesibukan tugas-tugas sekolah atau tugas-tugas di rumah kadang banyak pengurus OSIS melupakan dan melalaikan kewajibannya selaku pengurus sehingga kadang yang aktif hanya beberapa gelintir orang saja. Melalui mekanisme rapat kerja pengurus yang bersifat rutin dapat dinilai seberapa loyal dan berdedikasinya seorang pengurus terhadap program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
Kelengkapan teknis organisasi juga merupakan hal yang tak kalah pentingnya
karena citra sebuah organisasi salah satunya diukur melalui media yang bersifat
visual atau yang tampak jelas terlihat. Seperti kop surat yang sebaiknya
mengunakan font atau huruf tertentu yang dinamis dan berkarakter, demikian pula
dengan pemilihan warna huruf dan hiasan yang terdapat dalam sebuah lembar surat
resmi organisasi. Bisa juga dipertimbangkan untuk membikin logo organisasi
dalam format stempel yang “eye catching” tanpa merusak citra positif sekolah
itu sendiri. Atau dengan menambahkan motto organisasi yang bersifat
menyemangati dan terdengar ideal di benak banyak orang.
Ruangan kerja atau ruang sekretariat OSIS pun harus ditata sedemikian rupa
agar indah dilihat, nyaman untuk ditempati dan menumbuhkan atmosfer kerja yang
bersemangat. Untuk itulah perlu diatur pembagian tugas kebersihan yang
terjadwal antara pengurus OSIS untuk memastikan kondisi ruangan agar selalu
terlihat rapi dan bersih. Perlu juga dipikirkan adanya lemari khusus untuk
menyimpan arsip surat, proposal, kertas kerja, buku absen rapat, buku keuangan
dan kelengkapan lain agar terlihat seperti layaknya organisasi top. Di ruangan
sekretariat itu juga harus dilengkapi dengan papan pengumuman rapat atau untuk
pemberitahuan tertentu, kemudian harus ada bagan atau struktur kepengurusan
yang dilengkapi dengan foto yang sebaiknya seragam. Di sudut lain perlu juga
diletakkan papan berisi tata tertib, job deskripsi, program kerja dan time
schedule. Untuk mensiasati ruangan yang terbatas bisa saja meja kursinya
diletakkaan dalam jumlah terbatas dan lebih banyak menggunakan acara lesehan.
Koordinasi dengan sesama rekan pengurus merupakan hal yang mutlak dilakukan seorang pengurus OSIS. Dengan semakin seringnya berkoordinasi maka akan membuat komunikasi semakin efektif dan akan menjamin tidak adanya kesalahpahaman dalam bekerja. Karena kadang yang kerap terjadi dalam sebuah organisasi adalah adanya satu atau dua orang yang begitu memonopoli kebijakan internal atau lebih banyak bekerja sendiri dan cenderung mengabaikan rekannya yang lain. Koordinasi dengan pembina OSIS dan juga dewan guru yang lain merupakan langkah berikut yang harus senantiasa dilakukan para pengurus OSIS. Harus sering bertanya dan jangan terlalu berani mengambil tindakan sendiri terlebih yang menyangkut urusan orang banyak.
Koordinasi dengan sesama rekan pengurus merupakan hal yang mutlak dilakukan seorang pengurus OSIS. Dengan semakin seringnya berkoordinasi maka akan membuat komunikasi semakin efektif dan akan menjamin tidak adanya kesalahpahaman dalam bekerja. Karena kadang yang kerap terjadi dalam sebuah organisasi adalah adanya satu atau dua orang yang begitu memonopoli kebijakan internal atau lebih banyak bekerja sendiri dan cenderung mengabaikan rekannya yang lain. Koordinasi dengan pembina OSIS dan juga dewan guru yang lain merupakan langkah berikut yang harus senantiasa dilakukan para pengurus OSIS. Harus sering bertanya dan jangan terlalu berani mengambil tindakan sendiri terlebih yang menyangkut urusan orang banyak.
Insya Allah menjadi pengurus OSIS itu tidaklah sulit selama kita mau
mencoba membuka wawasan dan senantiasa rendah hati untuk belajar dari
pengalaman orang lain. Yang pasti banyak pengalaman dan pelajaran positif yang
akan kalian dapatkan melalui kegiatan OSIS. Usia muda bukanlah penghambat untuk
menghasilkan gagasan dan kreasi yang brilyan, bahkan usia muda hendaknya
menjadi motivasi kuat untuk senantiasa berkarya dan berbuat banyak hal, yang
positif tentunya.
Kita bisa berkaca pada sejarah Islam awal, di mana sejumlah sahabat Rasul di usianya yang sedemikian muda sudah menunjukkan prestasi cemerlang, misalnya Sayyidana Ali ra, Abdullah bin Umar ra, dan seterusnya. Atau kalian tentu hapal tentang cerita seorang anak gembala usia muda yang berdialog dengan seorang Umar bin Khattab ra sampai-sampai Umar menggelengkan kepala tanda kagum dengan kecerdasan dan keshalehan anak tersebut. Mudah-mudahan ini dapat menjadi inspirasi kita semua untuk mewujudkan pendidikan anak bangsa yang mencerdaskan sekaligus mencerahkan melalui media OSIS.
Kita bisa berkaca pada sejarah Islam awal, di mana sejumlah sahabat Rasul di usianya yang sedemikian muda sudah menunjukkan prestasi cemerlang, misalnya Sayyidana Ali ra, Abdullah bin Umar ra, dan seterusnya. Atau kalian tentu hapal tentang cerita seorang anak gembala usia muda yang berdialog dengan seorang Umar bin Khattab ra sampai-sampai Umar menggelengkan kepala tanda kagum dengan kecerdasan dan keshalehan anak tersebut. Mudah-mudahan ini dapat menjadi inspirasi kita semua untuk mewujudkan pendidikan anak bangsa yang mencerdaskan sekaligus mencerahkan melalui media OSIS.
Sekilas Tentang Majelis Perwakilan
Kelas (MPK)
Selain pengurus OSIS, di beberapa sekolah menerapkan juga pola organisasi
OSIS yang menyertakan perangkat organisasi yang dinamakan Majelis Perwakilan
Kelas. Di beberapa sekolah ada yang menyebutnya Majelis Permusyawaratan Kelas,
Musyawarah Perwakilan Kelas dan Media Perhimpunan Kelas. Satu hal yang pasti
dari badan organisasi ini ialah sifatnya yang berupa perwakilan resmi dari
masing-masing kelas dan berfungsi untuk mengawasi kinerja para pengurus OSIS.
MPK ini pula yang biasanya menetapkan daftar calon pengurus OSIS untuk kemudian
dipilih menjadi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara sampai seterusnya.
Anggota MPK terdiri dari 2 (dua) orang perwakilan tiap kelas. Sebelum menjadi anggota MPK, terlebih dahulu dilakukan musyawarah di kelas masing-masing. Adapun syarat-syarat anggota MPK adalah sebagai berikut :
Anggota MPK terdiri dari 2 (dua) orang perwakilan tiap kelas. Sebelum menjadi anggota MPK, terlebih dahulu dilakukan musyawarah di kelas masing-masing. Adapun syarat-syarat anggota MPK adalah sebagai berikut :
1.
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
3. Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
4. Dipilih berdasarkan musyawarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
5. Berpartisipasi dan dinamis di kelasnya.
6. Memiliki jiwa pemimpin.
7. Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
8. Berkelakuan baik.
2. Terdaftar sebagai siswa di sekolah bersangkutan.
3. Mampu menampung dan menyalurkan aspirasi kelas.
4. Dipilih berdasarkan musyawarah dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak lain.
5. Berpartisipasi dan dinamis di kelasnya.
6. Memiliki jiwa pemimpin.
7. Dapat bersikap netral, tidak mementingkan kepentingan kelompoknya.
8. Berkelakuan baik.
Adapun mengenai hak, dan kewajiban MPK adalah sebagai berikut :
1. MPK mempunyai hak :
a. Mengajukan calon pengurus OSIS berdasarkan hasil rapat
di kelasnya.
b. Bersama Pengurus OSIS menyusun Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga.
c. Mengajukan usul kegiatan untuk dijadikan program kerja
OSIS
d. Memberi kritik dan saran terhadap kinerja Pengurus
OSIS.
e. Meminta Laporan Pertanggungjawaban dari Pengurus OSIS.
2. MPK mempunyai kewajiban :
a. Mewakili
kelasnya dalam rapat perwakilan kelas.
b. Bersama pengurus OSIS membuat dan menetapkan Garis
Besar Program Kerja GBPK) OSIS yang disahkan oleh Pembina OSIS dan Kepala
Sekolah.
c. Menampung dan menyalurkan aspirasi siswa kepada pihak
sekolah.
d. Melaksanakan fungsi pengawasan terhadap kinerja Pengurus OSIS
selama satu tahun.
Wawasan Wiyatamandala
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut.
* Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
* Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3. mempertinggi budi pekerti,
4. memperkuat kepribadian,
5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
* Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
* Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
* Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
Struktur Organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS/MPK di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS/MPK terdiri atas:
* Pembimbing - (Biasanya adalah seorang guru ataupun kepala sekolah)
* Ketua
* Wakil Ketua
* Bendahara
* Sekretaris
* Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala.
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah, maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut.
* Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
* Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk:
1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3. mempertinggi budi pekerti,
4. memperkuat kepribadian,
5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
* Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik untuk mengemban tugas pendidikan.
* Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun sulitnya keadaan yang melingkunginya.
* Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat berlangsung dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
Struktur Organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS/MPK di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS/MPK terdiri atas:
* Pembimbing - (Biasanya adalah seorang guru ataupun kepala sekolah)
* Ketua
* Wakil Ketua
* Bendahara
* Sekretaris
* Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah
Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
Ekstrakurikuler
PENGERTIAN
ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai makna
berbeda dan mempunyai nilai lebih dari yang biasa. Searah dengan pengertian
tersebut, ekstrakulikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah
yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara
intrakulikuler.
Kegiatan
ekstrakurikuler bertujuan memberi nilai plus bagi siswa selain materi pelajaran
seperti yang dimuat di kurikulum yang didapatkan pada proses kegiatan belajar
mengajar intrakulikuler.
Sebagai pendamping, kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari berbagai jenis pelajaran inti seperti termuat pada kurikulum. Misalnya pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan maka ekstrakulikulernya dapat berupa beladiri, berenang atau palang merah remaja (PMR).
Mengiringi mata pelajaran kesenian, ekstrakulikulernya dapat berupa kelompok paduan suara dan band sekolah, kelompok sanggar seni atau bengkel sastra. Sedangkan mengiringi pelajaran agama, ekstrakulikuler yang diselenggarakan berupa pelatihan membaca Alquran atau bentuk lainnya.
Bahkan beberapa kegiatan ekstrakulikuler tidak hanya mendukung satu mata pelajaran melainkan lebih. Seperti kegiatan kepanduan atau ke-Pramukaan yang tidak hanya pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, keterampilan juga pendidikan kewarganegaraan.
Sebagai pendamping, kegiatan ekstrakurikuler terdiri dari berbagai jenis pelajaran inti seperti termuat pada kurikulum. Misalnya pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan maka ekstrakulikulernya dapat berupa beladiri, berenang atau palang merah remaja (PMR).
Mengiringi mata pelajaran kesenian, ekstrakulikulernya dapat berupa kelompok paduan suara dan band sekolah, kelompok sanggar seni atau bengkel sastra. Sedangkan mengiringi pelajaran agama, ekstrakulikuler yang diselenggarakan berupa pelatihan membaca Alquran atau bentuk lainnya.
Bahkan beberapa kegiatan ekstrakulikuler tidak hanya mendukung satu mata pelajaran melainkan lebih. Seperti kegiatan kepanduan atau ke-Pramukaan yang tidak hanya pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, keterampilan juga pendidikan kewarganegaraan.
Komentar